Saturday 20 January 2018

INCEST BAGIAN 2


Beberapa kejadian-kejadian itulah yg membuat Erwin merasa terhukum oleh rasa bersalahnya, adik dan mama, mengapa harus dengan mereka pikirnya, mengapa tidak dengan orang lain, okelah untuk lina dia sudah bisa melupakannya, sejujurnya dia tidak terlalu tergoda dengan kecantikan lina, walaupun teman-teman Erwin banyak yg tertarik dengan adiknya itu, baginya lina tetaplah seorang adik, dan semenjak kejadian itu linapun tidak lagi pernah mengusiknya, dan kami menganggap itu tidak pernah terjadi, namun..bagaimana dengan mama, semakin ia berusaha untuk melawan hasrat itu, mama seolah justru semakin menarik perhatiannya, semakin mengusik mimpinya, seperti menggoda… seperti yg sering Erwin lihat mamanya hanya mengenakan daster tipis sehingga lekuk-lekuk tubuhnya terlihat jelas, dia juga sering melihat mamanya mengenakan celana hotpan yg amat pendek dan ketat sehingga memperlihatkan pahanya yg mulus dan indah, mungkin tiada maksud mamanya untuk menggoda Erwin, namun tidak dengan Erwin, darah mudanya terbakar bila melihat mamanya seperti itu.

Terakhir pada saat ini, yg benar-benar membuat Erwin lepas kendali dan tak kuasa untuk melewatkan momen ini. Bagaimana tidak, kali ini dia benar-benar menyaksikan mamanya telanjang bulat dan..aahh, sedang masturbasi dengan begitu rupa.

“…uuuhhhh..andaikata aku dapat memeluk tubuh itu, pasti aku akan…aahh..” pikirnya sambil beronani mengocok-ngocok batang kontolnya dgn tangan kanannya.

“ Mamaaaa….mengapa kau membuatku begitu gila, oh mama kamu memang betul-betul sempurna..bahagia betul laki-laki yg bisa tidur denganmu….” Erwin membatin, sementara tatapannya semakin liar dibalik lubang kunci, nafsunya semakin berkobar.

Bermaksud agar lebih leluasa menahan keseimbangan tubuhnya yg berdiri hanya dengan lutut sambil mengocok batang kontolnya, Erwin mencoba meraih gagang pintu sebagai pegangan, sial… ternyata mamanya lupa mengunci pintu tersebut, dan yg terjadi adalah begitu gagang pintu itu tertekan, pintu terbuka dengan seketika karna dorongan tubuh Erwin, yg membuat Erwin terjerembab kedalam.
Sementara mama Erwin didalam yg sedang asik menikmati masturbasinya begitu kaget bukan kepalang, hampir seperti meloncat dari sofa, bertambah kaget ketika melihat anak laki-lakinya jatuh berbaring dengan batang kontol berdiri.

Begitu gugup Erwin saat itu, begitu berdiri langsung dikenakannya kembali celananya, sementara mamanya masih terbengong dalam keadaan masih telanjang bulat, dan tak tau harus berbuat apa, dan masih belum paham apa yg sebenarnya terjadi.

Kini Erwin yg tertunduk malu, bingung bagaimana ia harus menjelaskan semua ini.

“ Ma..maaf ma.. Erwin tadi..mmm..anu..” hanya itu yg keluar dari mulut Erwin, sementara mirna mulai dapat membaca situasi, terutama saat mengapa Erwin menurunkan celananya dan batang kontolnya berdiri tegak, ya..mirna mulai paham bahwa sebelumnya Erwin mengintip dirinya sambil beronani.

Mirna hanya menatap Erwin yg sedang tertunduk diam, kemudian merenung sejenak, hingga bibir seksinya yg membuat Erwin selalu terobsesi untuk melumatnya, mulai berkata

“ Erwin..sekarang kamu jawab yg jujur, gak usah bohong..sedang apa kamu tadi..?” Tanya mirna, dengan masih dalam keadaan telanjang bulat.

“ Anu ma..erwin tadi..emmm..ngintip mama sedang….mmm..” hanya itu yg keluar dari bibir Erwin yg gugup.

“ Terus..kamu ngintip sambil ngapain..?” kembali mirna bertanya, dengan masih memegang dildo yg tadi digunakan untuk mengocok memeknya.


“ Sambil..mainin burung Erwin ma…” jawab Erwin pasrah, dia merasa tak ada gunanya lagi berbohong, toh sudah terlanjur tertangkap basah, Erwin hanya membayangkan pastinya mamanya akan marah sekali padanya, dan entah hukuman apa yg akan diberikan padanya, Erwin masih ingat beberapa bulan yg lalu, saat dia ikut-ikutan tawuran bersama teman-teman sekolahnya hingga keningnya luka akibat lemparan batu, mirna begitu marah besar saat itu, dan ia diberi hukuman dengan tidak diberi uang jajan selama satu bulan.

Namun mengapa sampai saat ini mama belum memperlihatkan sikap marahnya, pikir Erwin yg membuatnya sedikit lega, namun juga agak heran, dan keheranan Erwin bertambah saat mirna tiba-tiba mendekatkan bibirnya ditelinganya, dan bertanya dengan lembut.

“ Erwin..kamu suka dengan mama sayang….? ” Bisik mirna, sambil mendekatkan mulutnya ketelinga Erwin, sehingga hangatnya hembusan nafas mirna terasa di telinganya.

“ Mmmm…maksud mama..suka bagaimana, ma..? ” Tanya Erwin dengan gugup, dan masih belum yakin dgn apa yg dimaksud mamanya, walaupun sebenarnya Erwin begitu tergoda dengan cara mamanya itu, dan Erwin mulai paham kearah mana tujuan pertanyaan mamanya itu, namun dia butuh kepastian, semoga yg dikatakan mamanya memang benar seperti apa yg dia tangkap, hingga jantungnya berdebar, menanti kepastian… kepastian yg diharapkan.

Dan sepertinya kepastian yg didapat Erwin benar seperti apa yg diharapkan, jawaban itu didapat saat tangan mirna masuk kedalam celana pendeknya dan menggenggam batang zakarnya yg hanya separuh berdiri, jantung Erwin tambah berdegup kencang, namun dalam hatinya masih belum percaya apakah ini sekedar mimpi ataukah kenyataan.

“ Kamu harus jawab yg jujur sayang…kamu suka sama mama..? kamu tau kan apa yg mama maksud sayang….” Tanya mirna kali ini sambil lidahnya menjilati dengan lembut daun telinga Erwin, sehingga Erwin menggelinjang dan batang kontolnya berdiri tegak, yg masih dalam genggaman mirna.

“ Iya ma…erwin suka mama…” jawab Erwin sambil menikmati kocokan tangan mirna pada batang kontolnya.

“ Jawab yg jelas…suka apa..” kali ini dibarengi dengan menggosok-gosokan buah dadanya yg besar bulat dilengan Erwin, yg membuat Erwin semakin “terbakar”

“ Suka sama kecantikan mama..suka kemolekan tubuh mama..suka bibir mama yg seksi..aahhhhhh ” jawab Erwin sekenanya, namun jujur.

Seketika mirna menghentikan aksinya, dan mengajak anak laki-lakinya itu untuk duduk di sofa, dan memberinya minum segelas air putih agar Erwin bisa lebih tenang.

“ Baiklah Erwin..sekarang kamu jawab yg jujur…ikuti kata hatimu.. Kamu katakan pada mama, apa yg ingin kamu lakukan pada mama saat ini..?

“ Ingat Erwin turuti apa kata hatimu..bebaskan hatimu dari aturan-aturan dan norma-norma yg ada, bebaskan hatimu… kamu enggak perlu merasa bersalah, gak perlu merasa punya kelainan atau apapun itu..” jelas mirna, sambil merapatkan tubuhnya pada Erwin.

“ Erwin ingin sekali berhubungan badan dengan mama, Erwin sangat merindukannya ma..sudah lama Erwin menginginkannya itu.. tapi Erwin malu, mengapa keinginan itu harus dengan mama..” jelas Erwin mengungkapkan isi hatinya dengan jujur, seperti yg diharapkan mirna.

“ Upppsss…kamu enggak perlu merasa bersalah Erwin..sudah mama katakan, bebaskan hatimu, tak perlu terikat oleh aturan-aturan yg ada..” terang mirna kepada Erwin agar dia tak perlu merasa rendah diri dengan keinginannya itu, dan tak perlu merasa itu adalah suatu aib yg memalukan.

“ Lalu..kalau itu memang bisa kamu lakukan..dan mamamu ini sudah ada dihadapanmu, dan siap melayani apapun yg kamu inginkan, kamu harus jawab pertanyaan mama, ingin kamu apakan saja mama? Kamu tau maksud mama kan..coba jawab yg diteil, dan dengan bahasa yg gamblang, gak usah diperhalus segala, pake bilang “berhubungan badan” segala, sebut aja “ngentot” gitu, itu mama lebih suka..” terang mirna, yg membuat Erwin sedikit terkejut saat mamanya menyebutkan kata “ngentot”, karna Erwin tidak pernah membayangkan sedikitpun bahwa kata-kata seperti itu dapat keluar dari mulut mamanya.


“ Mmm..anu ma..erwin mau ngentotin memek mama, mau jilatin memek mama, mau masukin kontol Erwin dimulut mama, mau mencium bibir mama…juga mau…” Erwin berpikir beberapa saat, namun mirna segera memotongnya.

“ Oke, cukup..nah begitu..gak apa-apa itu bagus..nanti kamu bisa mendapatkan semua keinginanmu itu, mama akan selalu memberikan apa yg kamu inginkan sayang…” sambil mirna mengecup bibir anaknya dengan mesra.

Sementara adegan seks dalam tayangan film porno pada layar tv masih berlangsung, Mirna mulai menarik celana pendek yg dikenakan Erwin, dan menyuruh Erwin agar melepas juga t-shirtnya, sehingga tampak batang kontol Erwin yg besar berdiri tegak

“ Woooww.. gila kamu Erwin, ternyata kontolmu besar juga ya..punya papamu dulu aja enggak sebesar ini ” seraya dielus-elusnya dengan lembut batang kontol itu.

“ Erwin, kini mama akan mewujudkan salah satu impianmu, yaitu akan mama masukin kontol kamu kedalam mulut mama, lalu akan mama kulum.. itu kan yg kamu mau sayang…” seraya mirna bangun dari sofa dan berjongkok dengan kepala menghadap kekontol anaknya, dengan terlebih dahulu lidahnya menyapu sekujur batang kontol Erwin hingga buah pelirnya pun tak luput dari jilatan lidahnya.

Dan akhirnya dimasukannya batang kontol itu kedalam mulutnya dan dilumatnya, dan digerakannya kepalanya maju mundur, sehingga batang kontol Erwin terkocok-kocok oleh mulut mirna.

Erwin begitu menikmati hisapan mulut mamanya, hingga tanpa disadarinya dari mulutnya keluar kata-kata yg mengekspresikan kenikmatannya

“ Aduuuhhhh…ma..enak ma…enak banget…aaahhh..mama emang hebat…” sambil Erwin duduk disofa dan tangannya mencengkram rambut ibunya yg sedang meng”karaoke” batang kontolnya
Semakin liar mirna menghisap batang kontol Erwin, sampai kepala zakar Erwin menyentuh pangkal tenggorokan mirna, sesekali dimasukannya seluruh batang kontol Erwin hingga hanya menyisakan biji pelirnya saja yg masih berada diluar mulut mirna, itupun sudah menempel rapat pada bibir mirna, untuk kemudian kembali dikocok-kocoknya maju mundur, air liur mulai menetes keluar melalui sela-sela mulut mirna, hingga gerakan kontol Erwin yg dikocok dalam mulut mirna menimbulkan irama kocokan yg keras ghlogg…ghlogg…ghlogg…

Erwin begitu terpesona melihat begitu dahsyat dan begitu ahlinya mama dalam mengoral batang kontolnya, dimata Erwin mamanya tampak begitu seksi dan menggairahkan dengan batang kontol berada dimulutnya, tak kuasa bagi Erwin untuk tidak mengecup mulut seksi mamanya saat itu, seraya diangkatnya kepala mirna mendekati wajahnya dan langsung Erwin memagut mulut mamanya itu dengan rakus, ditelan dan dihirupnya semua air liur ibunya yg berada dalam mulutnya, masih kurang puas dijilatinya air liur yg membaluri dagu dan pipi mamanya, untuk kemudian diturunkannya kembali wajah mamanya kebawah kearah selangkangannya untuk kembali mengoral batang kontolnya.


2 comments: